Selasa, 04 Januari 2011

jawa timur

Kembali Pada Ajaran Ki Hajar Dewantara
Muchroji M Ahmad
| 03 May 2010 | 00:05
Total Read
260
Total Comment
1
Nihil.
Setiap kali memperingati hari pendidikan, setiap kali itu juga ingat Ki Hajar Dewantara. Beliau sangat dikenal dan bahkan melekat pada dirinya sebagai bapak pendidikan nasional. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, dan Ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana, di tempat kelahirannya. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Saat kecil ia diberi nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan agar ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Dalam memaknai hari pendidikan nasional 2010, ada baiknya para pendidik untuk mengingat kembali ajaran Ki Hajar Dewantara, yang telah mengusung namanya menjadi bapak pendidikan nasional. Kita semua tahu bahwa ajarannya yang terkenal adalah : Ing Ngarso Sun Tulodo,Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin -khususnya para pendidik-guru, harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi putra-putri binaannya.
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan-dimuka, artinya bahwa seorang pendidik-guru, adalah seorang pemimpin yang harus mampu memberikan suri tauladan bagi anak didiknya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pendidik adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau pendidik harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak didiknya, dengan berbagai contoh teladan, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang pendidik ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat belajar anak didiknya. Ia harus bisa dan mampu memberikan inovasi-inovasi sekaligus motipasi kepada anak didiknya.
Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang pendidik harus memberikan dorongan moral dan semangat belajar dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan anak didiknya, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar.
Untuk mengenang jasa beliau, maka peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010 tidak bisa dipisahkan dari sosok Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Semoga kita sebagai generasi penerus, pendidik-guru, siswa, bisa melanjutkan cita-cita beliau, dan dapat mengamalkan ajaran yang telah diberikan. mr-201